Berita

Ngobras Bersama Tim Peneliti Konco Sregep FKM UNAIR, Penguatan Program Peningkatan Kesehatan Remaja







SURABAYA (mediasurabayarek.com) -  Ngobrol Santai (Ngobras)  Bersama Tim Peneliti Konco Sregep FKM UNAIR tentang  Penguatan Program Peningkatan Kesehatan Remaja Melalui Aplikasi Konco Sregep di Sekolah Siaga Kependudukan Kabupaten Malang,  via zoom meeting yang digelar Jum'at (24/6/2022).

Dalam sambutannya, Dr Santi Martini, Dekan FKM Unair menyatakan,  kesehatan merupakan anugerah luar biasa dalam situasi  pandemi Covid-19. Ini mengingat , ksusnya naik lagi, se-Indonesia mencapai 2.000. 

Mudah mudahan tidak sampai lebih dari 5.000,  sehingga turun lagi dan beraktivitas seperti biasa. Semoga bisa langsung bertatap muka dan tidak lewat ruang virtual seperti ini. Kondisinya belum memungkinkan untuk berkumpul langsung.

"Kami menyampaikan selamat datang pada  adik- adik siswa SMP di Kabupaten Malang dan bapak- ibu guru Bimbingan dan Konseling, yang mengikuti kegiatan Pengmas yang dlakukan bapak-  ibu dosen dari FKM UNAIR. Mudah mudahan bisa memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada," ucapnya. 

Menurut Dr Santi Martini, para bapak-ibu dosen di perguruan tinggi atidak hanya memberikan kuliah pada para mahasiswa , tetapi keberadaan dosen  bisa membantu memecahkan  permasalahan di sekitar masyarakat. 

"Salah satunya mewujudkan program generasi berencana, salah satu pendekatan dengan siswa SMP masuk generasi Z yang masuk melek teknologi. Sehingga bapak  - ibu dosen membantu penguatan keluarga berencana  melalui aplikasi Konco Sregep. Ini bukan hal baru, adik adik siswa SMP  pakai teknologi android sudah biasa bagi adik adik SMP. Selama pandemi, belajar lewat online atau HP. FKM UNAIR ingin membantu menyiapkan generasi berencana  dengan aplikais teknologi yang diharapkan segera diadopsi oleh para siswa SMP dan diterima para guru konseling," ujar Dr Santi Martini.

Dalam hal ini BKKN bisa mewujudkan geneasi berencana menjadi program prioritas dan BKKN turut serta mengatasi masalah stunting. Ini betul - betul bermanfaat dan  membantu pemerintah, juga membantu masalah di sekitar  kita," katanya.

Sementara itu, Muthmainnah SKM Mkes mengatakan, aplikasi Konco Sregep ini merupakan salah satu strategi  penguatan program generasi berencana, muncul saat pandemi Covid. Ini menjadi strategi capaian program genre.

Kelompok usia remaja menjadi salah satu target sasaran terkait dengan karakteristik generasi Z. Harapan Konco Sregep (Sukses, Responsif, Energik dan Giat Belajar, Empati dan Produktif).

Aplikasi Konco Sregep tujuannya untuk strategi promosi kesehatan remaja (dari oleh untuk remaja) yang edutainment , sehingga meningkatkan status kesehatan remaja dan mencegah remaja Kabupaten Malang berperilaku beresiko.

Berdasar rencangan semua program dari berbagai  stakeholder yang mempunyai sasaran remaja, Program untuk remaja  dari berbagai stakeholder sesuai dengan karakteristik, kebutuhan  dan kapasitas remaja saat ini dan yang akan datang,

"Harapannya menjadi media kreatif dan inovatif di era digitalisasi.  Bakti kami untuk Indonesia dengan konco Sregep selalu sehat dan bahagia," kata Muthmainnah SKM Mkes.


        

Ditambahkan  Dr Luthfi  Agus  Salim SKM Msi dari FKM UNAIR menyampaikan , peranan remaja dalam pencegahan stunting. Masa remaja indah sekali dan terus belajar agar ilmunya bermanfaat.

"Stunting sebagai modal masa depan berkualitas bersama kita mewujudkan masa depan cerah.  Mencegah stunting untuk generasi berikutnya. Generasi milenial dan generazi Z sekitar 50 persen. Mengenal IT lebih banyak sekarang ini. Bisa merubah dunia dengan kebaikan yang lebih cepat," katanya.

Kelompok remaja ini cukup rentan menghadapi resiko, berbagai permasalahan kompleks dialami remaja, seperti tentang karakter mental dan moral, serta seks pra nikah menjadi problek komplek remaja.

Selain itu, remaja tidak boleh hamil yang tidak diinginkan, aborsi, terinfeksi penyakit menular seksual,  penyalahgunaan Napza dan HIV/AIDS.

"Menurut Data Riskesdas pada tahun 2018, Remaja yang menikah di bawah usia 16 tahun mencapai angka 15,66 persen berdampak meningkatkan resiko kematian  ibu dan bayi, menimbulan resiko pendarahan, anemia, infeksi  saat hamil dan keguguran," cerus Dr Luthfi.

Selain itu, menyebabkan kelahiran prematur , beresiko melahirkan stunting ketidak stabilan emosi pada remaja dapat menimbulkan Kekerasan Dalam RUmah Tangga (KRDT).

Survei pendahuluan di Kabupaten Malang oleh BKKBN Jatim 2018ternyata banyak remaja yang belum mengetahui generasi berencana (88 Persen).

" 9 dari 10pelaku perkawinan anak tidak pernah mendapat sosialsiasi  tentang program berencana. 


Stunting (kerdil) atau kondisi gagal tumbuh akba kekurangan gizi kronis, sehingaanak memiliki tinggi badan yang kurang dibandingkan dengan usianya. Faktor penyebab, kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saa saat hamil, kesakitan pada bayi dan kurangnya asupan gizi pada bayi,kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi.

Ciri ciri stunting anak ditandai dengan pubertas terlambat, usia 8-10 tahun menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye contact. pertumbunan gigi terlambat, pperforma buruk pada tes perhatian dan memori belajar dan wajah tampak lebih muda dari usianya.

Dampak stunting, mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang ,  saat tua beresiko terkena berhubungan dengn pola makan, fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa.

Penanggulangan stunting dengan  ASI eksklusif dan sanitasi (air bersih, lingkungan dan kenyamanan). .  Remaja sehat banyak makan sayur dan buah.

"Stop merokok, karena bisa menyebabkan stunting. (Perlunya) diintervensi adik adik remaja ini, agar menjadi anak anak yang berkualitas. Tak kalah pentingnya, kenali tanda tanda pacaran tidak sehat , seperti adanya intimadasi, kekerasan, ketergantungan, tidak jujur dan manipulatif," tukasnya,

Pentingnya manfaat aktivitas fisik remaja, cuci tangan pakai sabun, jamban yang sehat.  (ded)

http://www.mediasurabayarek.com/2022/06/ngobras-bersama-tim-peneliti-konco.html?m=1